Waduh
perutku kok lapar ya?... Wah gak terasa siapin pelayanan khotbah di pemuda
sampai lupa makan nih!... Kumatikan laptop, kuambil jaket, dan kulangkahkan
kaki keluar dari gereja... Kebetulan gereja di mana daku pelayanan praktek 1
tahun dekat dengan kompleks wisata kuliner Solo di waktu malam... Daku masuk ke
subuah warung makan Gudeg dan kunikmati makan malam... gudeg sambel goreng,
tahu bacem, paru goreng, dan teh panas... sambil mendengarkan sayup-sayup
alunan siter dan nyanyien sinden... Makan malam 15 menit... sesuai dengan
kebiasaan mahasiswa SAAT...
Setelah selesai makan dan membayar, daku
langkahkan kaki menuju gereja... Melalui jalan yang remang-remang, daku lihat
seorang laki-laki dan wanita berjalan di depanku... “Bengi iki sepi yo pak!”
(Malam ini sepi ya pak)... “Iyo bu, sing penting tetep disyukuri!”(Iya bu, yang
penting tetap bersyukur)... Demikianlah percakapan singkat di antara mereka...
Dari cara jalannya daku tahu usia mereka pasti sudah tua dan kelihatan capek
setelah melakukan kegiatan... Seberkas lampu jalan menerangi mereka berdua...
Dari situlah daku tahu bahwa mereka adalah pemain siter dan sinden yang tadi
daku dengar suaranya sayup-sayup ketika makan malam...
Mereka adalah salah satu dari sekian
banyak seniman jalanan yang berjuang untuk mencari sesuap nasi di waktu malam
hari... Sekalipun malam ini mereka hanya mendapat sedikit berkat, tetapi mereka
masih mampu menikmatinya dengan ucapan syukur... Oh andaikan para pejabat dan
pemimpin di negeri ini mempunyai hati yang bisa bersyukur, maka daku yakin
mereka tidak akan korupsi, kemiskinan dientaskan, dan rakyat pun sejahtera...
Ironisnya, tidak sedikit generasi muda calon penerus bangsa telah hidup di
dalam ketidakpedulian terhadap kemiskinan, kebodohan, keadilan, dan
kebenaran... Mereka berusaha memuaskan keinginan hati, mata, dan nafsu dirinya
sendiri, tetapi yang dihasilkan adalah kesia-siaan belaka... Bagaimana dengan gereja?
Pengkhotbah
berkata: “Ada satu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat
menekan manusia: orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan
kemuliaan, sehingga tidak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang
tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang
menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit” (6:1-2).
Semoga
kita menjadi orang yang dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmati dan
mensyukuri segala sesuatu di dalam kehidupan kita yang sementara ini... serta
dimampukan untuk berbagi dengan sesama... amin!!!
Nyanyian syukur
keluar dari hati yang paling dalam mampu menggetarkan hati dan jiwa yang
mendengarnya!!
0 comments:
Post a Comment