Jika kita membaca dan membandingkan Kejadian 3:7 dan
Lukas 24:31, maka kita akan menemukan kesamaan dan perbedaan yang sangat
kontras:
·
Dialami oleh:
Adam dan Hawa vs dua orang murid.
·
Lokasi: taman
Eden vs perjalanan menuju Emaus.
· Terbukalah
mata mereka: mereka tahu, bahwa mereka telanjang vs mereka pun mengenal Dia.
·
Mereka
mendengar: bunyi langkah Tuhan vs mendengar suara Yesus Kristus.
·
Hati mereka:
takut dan malu vs berkobar-kobar.
·
Reaksi:
sembunyi vs berani memberitakan.
Ketika manusia jatuh dalam dosa, mata yang dahulu bisa
melihat Allah, kini menjadi takut untuk melihat Allah. Mata yang dahulu
terarah pada kemuliaan Allah, kini menjadi terarah pada kehinaan diri.
Tidak heran jika manusia di segala zaman dan di segala tempat berusaha membuat
dirinya yang hina menjadi mulia. Mengapa? Fakta yang tidak dapat
dipungkiri bahwa diri manusia itu hina, dan manusia pernah melihat kemuliaan
Allah. Ketika mata manusia terarah pada dirinya yang hina, maka manusia
berjuang untuk menjadikan dirinya itu mulia. Itulah sebabnya perjuangan
hidup manusia adalah “menjadikan dirinya nomor satu di mata dunia!”
Mari kita bandingkan Adam dan Hawa dengan manusia
zaman sekarang:
·
Mereka tahu,
bahwa mereka telanjang vs manusia tidak tahu, tidak mau tahu, bahwa mereka
telanjang.
· Mereka malu,
lalu membuat cawat vs manusia tidak punya malu, lalu membuang cawat.
· Mereka peka
akan bunyi langkah Tuhan vs manusia tidak peka dan bebal akan suara Allah.
·
Mereka takut
kepada Tuhan vs manusia berani kepada Tuhan.
·
Mereka
bersembunyi vs mereka terang-terangan dan bangga berbuat dosa.
Ini membuktikan bahwa dosa membawa dampak yang sangat
mengerikan. Manusia semakin lama semakin jahat. Tidaklah
mengherankan jika Wahyu 22:11 berkata: “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah
ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar.”
Oh… di tengah zaman yang seperti ini… semoga kita menjadi manusia yang menerima
anugerah-Nya, sehingga “terbukalah mata” kita.
· Di dalam
perjalanan hidup kita, biarlah kita mempunyai telinga untuk mendengar
suara-Nya, mendengar Firman-Nya yang menyertai kita. Firman itu akan
mengoreksi harapan-harapan kita yang salah, “Padahal kami dahulu mengharapkan,
bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel” (Luk. 24:21); Firman
itu akan menegur kita, “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga
kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!” (Luk.
24:25); Firman itu akan mengajar kita, “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa
yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa
dan segala kitab nabi-nabi” (Luk. 24:27). Biarlah kita berseru seperti
pemazmur: “Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari
Taurat-Mu” (Mzm. 119:18).
·
Di dalam
keseharian kita, biarlah kita mempunyai ketaatan pada Firman-Nya. Yesus
Kristus pernah dicatat menumpang di rumah orang berdoa (Luk. 19:5, 7).
Kehadiran Tuhan diwujudkan sebagai seorang asing yang membutuhkan tumpangan
(Mat. 25:35). Firman memberi perintah untuk selalu memberi tumpangan (Rm.
12:13; Ibr. 13:2; 1Ptr. 4:9). “Tinggallah bersama-sama dengan kami” (Luk.
24:29).
· Di dalam
kebiasaan kita, biarlah kita mempunyai kepekaan pada kehadiran-Nya. Adam
dan Hawa mengetahui kehadiran Tuhan ketika mendengar langkah Tuhan Allah, yang
berjalan-jalan dalam taman itu pada wahtu hari sejuk. Dua murid
mengetahui kehadiran Yesus Kristus ketika Ia “mengambil roti, mengucapkan
berkat, lalu memecah-mecahkan dan memberikannya kepada mereka” (Mat. 14:19;
26:26; Mrk. 14:22; Luk. 24:30) dalam rumah itu pada waktu malam yang dingin.
Ketika kita menerima anugerah-Nya, maka mata kita
terarah pada kemuliaan-Nya. Pejuangan hidup kita adalah “menjadikan
Dia nomor satu di mata kita!” Hati yang penuh ketakutan, diubah
menjadi hati yang berani memberitakan Injil. Harapan yang salah dan
pudar, diganti dengan harapan yang benar dan penuh kepastian.
Seperti Tuhan Yesus mengutus Paulus, maka Dia pun
mengutus kita: “untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari
kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh
iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa
yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan” (Kis. 26:18).
0 comments:
Post a Comment