Saturday, November 23, 2013

“Gaya Coulomb-Gaya Cinta” di mata Fisika-Theologia



Coulomb menyatakan bahwa jika ada dua muatan listrik dalam jarak tertentu, maka menimbulkan sebuah gaya.  Karena penemunya bernama Coulomb, makanya gaya itu disebut gaya Coulomb (coba kalau yang menemukan gaya icu daku, pasti gaya icu disebut gaya Kristian...he3...).  Jika dua muatan listrik tersebut berbeda, maka gaya tersebut akan tarik-menarik.  Gaya Coulomb tersebut dirumuskan sebagai berikut:

FC = k.(Q1 x Q2) /r2
Dimana:
            FC = Gaya Coulomb (Newton).
            k   = konstanta (9 x 109 Nm2/C2).
            Q  = Muatan listrik (Coulomb).
            r    = Jarak kedua muatan listrik (meter).

Dari persamaan tersebut terdapat dua kemungkinan:
Gaya Coulomb semakin besar jika: muatan kedua listik semakin besar, dan jarak semakin dekat.
Gaya Coulomb semakin kecil jika: muatan kedua listrik semakin kecil, dan jarak semakin jauh.

Lalu ava kaitannya dengan Gaya Cinta?...

            Seorang laki-laki dan seorang perempuan berkomunikasi berdua dalam jarak r akan menimbulkan sebuah gaya.  Nilai gaya tersebut dipengaruhi pada besarnya muatan hati dan kedekatan jarak mereka berdua.  Semakin besar “muatan” hati dan semakin dekat “jarak” mereka maka dihasilkan gaya yang semain besar.  Ada tiga tahapan gaya yang terjadi, yaitu: gaya kekaguman, gaya kasmaran, dan gaya cinta.  Masing-masing tahapan gaya merupakan sebuah pilihan.  Pilihan tersebut menentukan besarnya ”muatan” hati dan kedekatan ”jarak.”  Untuk dapat mengetahui besarnya “muatan” hati tidaklah mudah.  Oleh sebab itu gunakanlah prinsip ini: Hati mudah menipu tetapi sulit ditipu – mata mudah ditipu tetapi sulit menipu!  Dari tatapan mata, nada suara/sapaan/senyuman, tingkat kedalaman komunikasi, dan komitmen/kesetiaan pada janji, maka kita bisa mendapatkan gambaran besarnya “muatan” hati seseorang.  Sedangkan untuk dapat mengetahui kedekatan “jarak” tampak jelas dari intensitas komunikasi.  Itu sebabnya alat komunikasi menjadi sangat penting bagi seorang laki-laki dan seorang perempuan yang terpisah pada jarak yang cukup jauh.  Paulus katakan: ”jauh di mata, tetapi tidak jauh di hati” (1Tes. 2:17).  Nah... gaya cinta tersebut bisa dirumuskan sebagai berikut:
FC = k.(Q1 x Q2) /r2
Dimana:
            FC = Gaya cinta.
            k   = komitmen/kesetiaan pada janji.
            Q  = Muatan hati.
            r    = Kedekatan jarak.

So... ava kaitannya dengan teologia?...

Yohanes 3:16 ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Seberapa besar ”gaya” kasih Allah?...

            Antara Allah Sang Pencipta yang Mahakudus dengan manusia ciptaan yang penuh dosa terdapat perbedaan ”muatan” yang sangat besar dan mempunyai ”jarak” yang sangat jauh.  Efesus 2:13 ”Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu yang dahulu ’jauh’, sudah menjadi ’dekat’ oleh darah Kristus.”  Bahkan Yesus Kristus ”yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama seperti manusia” (Flp. 2:6-7).  Nah...  mari kita coba hitung berapa ”gaya” kasih Allah andaikata dirumuskan sebagai berikut:

FC = k.(Q1 x Q2) /r2
Dimana:
            FC = Gaya cinta Allah pada manusia.
            k   = komitmen/kesetiaan Allah pada janji-Nya yang pasti dan selalu ditepati.
            Q1 = Muatan Allah Sang Pencipta (Mahakudus).
            Q2 = Muatan manusia ciptaan (penuh dosa)
            r    = Kedekatan jarak.

Jika k, Q1 dan Q2 diberi nilai, maka menunjukkan angka yang sangat besar sekali.  Sedangkan di dalam Kristus yang “mengosongkan” diri-Nya mempunyai makna bahwa kedekatan jarak antara Allah dan manusia menjadi 0 (nol), maka semua bilangan dibagi 0 menghasilkan nilai gaya yang tak terhingga.  Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa besarnya Gaya cinta Allah pada manusia adalah tak terhingga.

Itulah sebabnya Roma 8:38-39 berkata: “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”

Salib adalah bukti nyata begitu besar kasih-Nya pada kita!... Dia tidak pernah gagal mengasihi kita, sekalipun kita seringkali gagal mengasihi-Nya!... Kita yang dikasihi, pasti menjadi milik-Nya... dan Dia menjadi milik kita!... Mengasihi harus memiliki... Berani mengasihi itu berarti berani terluka... Luka karena mengasihi itu mulia... Sekalipun sakit dan menderita ketika terluka, tetapi itu hanya sementara... Karena kebahagiaan sejati segera tiba! ~ Jepingxs 

0 comments:

Post a Comment