Beberapa minggu setelah Paul menjalani proses
kemoterapi di Jakarta…
Setelah selesai makan malam, mas Hendik mengumpulkan
temen-temen masta 2007. Dengan berat hati dia memberi tahu bahwa Paul
mengalami krisis dan mengajak kami berdoa.
Malam itu, di kamar yang gelap daku meratap… Kenapa
Tuhan?... Bukankah dia sudah hampir sembuh?... Apakah gara-gara
penanganan dokter Indonesia yang kalah professional dibanding dengan dokter
Malaysia?... Bukankah setiap hari kami sudah setia mendoakan Paul?... dan masih
banyak lagi pertanyaan yang kunyatakan… Setelah lelah, daku berdiam dalam
keheningan… seakan-akan kudengar suara Paul: “Mas Kris, sudah ya. Daku
sudah sangat lelah dan mau istirahat saja. Daku sudah selesai dan sudah
menang kok mas.” Daku hanya terdiam dan tersenyum, karena tidak tahu mau
beri jawab apa padanya.
Keesokan harinya…
Elleazar menunjukkan foto Paul yang sudah sadar,
duduk, dan bercanda dengan Jonathan dan Elly… kami terdiam sejenak… kami sadar
bahwa ini mukjizat… Tuhan mendengar doa kami… harapan kami akan pemulihan Paul
pun kembali bertumbuh…
Tetapi dalam hatiku bertanya: “Lalu apa maksud
seakan-akan Paul berkata demikian tadi malam?”
Seperti biasanya, setiap selesai makan siang, kami
berkumpul di ruang Senat untuk mendoakan Paul…
24 Mei 2011… kami mendengar Paul meninggal…
Pergumulan kenapa harus ada penundaan masih belum
terjawab… sampai daku membaca dan merenungkan Yohanes 11:1-12:11
11:4 “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi
akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan
dimuliakan.”
11:6 “Ia sengaja tinggal dua hari lagi di
tempat”
Mengapa?
11:14-15 “Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku
tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu
dapat belajar percaya.”
Percaya apa?
11:25-26 “Akulah kebangkitan dan hidup;
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap
orang yang hidup dan percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.
Percayakah engkau akan hal ini?”
Apa tujuannya?
11:40 “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau
engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?”
Dalam kisah itu, tidak dituliskan apa kata-kata
Lazarus setelah dibangkitkan. Hanya ada tiga catatan apa saja yang dilakukan
Lazarus:
11:44 “Orang yang telah mati itu datang ke luar,
kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan
kain peluh.”
12:2 “Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta
melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah
Lazarus.”
12:11 “Sebab karena dia banyak orang Yahudi
meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.”
Langsung daku teringat ketika ibadah kesaksian, Paul
berkata: “Sekarang bagiku yang terpenting bukan apakah penyakitku ini bisa
disembuhkan atau tidak, tetapi apakah hidupku memuliakan Tuhan?”
Akhirnya terjawab sudah… Kenapa harus ada penundaan?
Supaya Paul semakin punya banyak waktu untuk
menyaksikan cinta kasih Tuhan dan memuliakan Dia.
Supaya setiap orang yang berjumpa dengan Paul belajar
untuk percaya akan cinta kasih Tuhan.
Lazarus yang pernah dibangkitkan oleh Yesus Kristus
pada akhirnya dia mengalami kematian…
Paulmanto yang pernah “dibangkitkan” oleh Yesus
Kristus pada akhirnya dia mengalami kematian…
Apakah kita tetap setia kepada apa yang telah kita
percayai... bahwa Yesus Kristus adalah kebangkitan dan hidup?
Ketika kita tetap setia dan percaya, maka segala pertanyaan
yang pernah ada di dalam pikiran kita akan menguap ketika kita melihat
kemuliaan Allah!
Salah satu hal yang paling daku sukai di SAAT adalah…
hampir setiap pagi daku bisa melihat dengan sangat jelas langit berwarna merah
merekah muncul dari balik bukit… bulatan matahari yang redup lama-lama semakin
terang menyilaukan mata… sejuknya udara, segarnya daun, indahnya bunga,
merdunya kicauan burung, mengiringi datangnya sang mentari pagi…
Seperti malam berganti pagi… dan gelap berganti
terang… biarlah duka berganti suka… dan misteri pergumulan berganti kekaguman
akan kemuliaan Allah!
Selamat jalan Paulmanto… sampai jumpa lagi saudaraku!
Rencana
daku yang akan menanti Paul untuk berjuang bersama menyelesaikan skripsi...
Sekarang Paul yang menanti daku untuk berjuang tetap percaya dan setia kepada
Tuhan!